– Mantan Menteri Kehakiman Israel, Gideon Sa’far mengatakan Hamas masih jauh dari kata kalah. Adapun perang Hamas Israel sudah berlangsung lebih dari 100 hari sejak meletus tanggal 7 Oktober 2023. Hingga saat ini Israel belum bisa mencapai tujuan utamanya di Gaza, yakni melenyapkan Hamas.
Saat diwawancarai Army Radio, Sa’far yang kini menjadi anggota kabinet perang Israel mengatakan Israel harus tetap berkomitmen pada tujuan awalnya. Di sisi lain, Israel kini justru mendapat tekanan dari sekutu utamanya, yakni Amerika Serikat (AS), agar mengurangi operasi militer di Gaza. Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant menyebut tentaranya akan segera mengurangi serangan dan menuju ke fase selanjutnya dalam perang itu.
Sekitar sebulan lalu, mantan Wakil Kepala Staf Angkatan Darat Israel, Yair Golan mengungkapkan keraguannya. Golan mengatakan Israel tak akan bisa mengalahkan Hamas dalam perang saat ini. Pesan Irish Bella untuk Adik Ammar Zoni Usai Sang Ayah Meninggal
Ammar Zoni Menangis Adzani dan Saksikan Pemakaman Ayahnya Lewat Video Call Kunci Jawaban Tema 5 Kelas 3 SD Halaman 160, 155, 156 157 161 Tematik Subtema 3 Pembelajaran 5 Halaman all Penyesalan Ammar Zoni, Tak Bisa Hadir di Pemakaman Sang Ayah, Hanya Adzankan Lewat Video Call
KUNCI JAWABAN Tema 6 Kelas 6 Halaman 101 dan 102 Tematik SD Bacaan Dampak Pelaksanaan Tanggung Jawab Halaman all “Pemerintahan Hamas tak akan bisa dilenyapkan, setidaknya dalam waktu dekat,” ujar Golan kepada media Israel, dikutip dari Palestine Chronicle. “Tekanan terhadap Hamas tidak akan cukup untuk melucuti kekuatannya sepenuhnya,” katanya.
Golan berujar Israel harus lebih memfokuskan pembebeasan warga Israel yang disandera Hamas. Dia juga menyinggung pentingnya bantuan kemanusaan untuk Gaza saat ini. “Apakah Israel mampu melenyapkan pemerintahan Hamas? Ya. Tetapi apakah kita punya waktu lebih dari beberapa pekan untuk meneruskan operasi militer ini tanpa penolakan keras dari Amerika? Pada kenyataannya tidak,” ujarnya.
Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir Abdollahian, mengatakan Israel hingga saat ini belum bisa mencapai satu pun tujuannya di Jalur Gaza. Hal itu disampaikan oleh Amir Abdollahian ketika berbicara dengan Presiden Iran Ebrahim Raesida dan sejumlah menteri mengenai perkembangan terbaru situasi di Gaza. “Selama lebih dari 90 hari, tak ada satu pun tujuan rezim Zionis yang sudah tercapai, termasuk penghancuran Hamas atau bahkan melucuti Hamas serta pembebebasan sandera yang ditahan oleh Hamas di Gaza,” ujar Amir Abdollahian dikutip dari Mehr News .
Kemudian, dia menyebut kegagalan Israel itu membuat Israel memanfaatkan wilayah di luar Gaza. “Karena alasan itu, Zionis menggunakan wilayah di luar Gaza dan berupaya membuat sesuatu yang disebut kemenangan palsu bagi mereka sendiri lewat pembunuhan Saleh al Arouri di Beirut,” ujarnya. Sebelumnya, pemimpin Hamas bernama al Arouri tewas dalam serangan Isral di Beirut tanggal 2 Januari lalu.
Amir Abdollahian juga menyinggung perselisihan dalam kabinet Israel dan perbedaan pendapat di Amerika Serikat (AS) perihal dukungan Israel. Diplomat Iran itu kemudian menekankan pentingnya perdamaian jangka panjang di Timur Tengah. Dia meyakini kedamaian di kawasan itu bisa dipulihkan setelah perang di Gaza dihentikan.
Saat ini dilaporkan sudah ada 23.968 korban tewas di Gaza sejak perang meletus tanggal 7 Oktober 2023. Kebanyakan korban adalah wanita dan anak anak. Meski demikian, Israel masih ingin meneruskan perang untuk melenyapkan Hamas. “Tidak ada yang akan menghentikan kita, [Mahkamah Pidana Internasional] di Den Haag, Poros Kejahatan, dan lainnya tidak akan bisa,” kata Perdana Menteri Israel Netanyahu dikutip dari Al Jazeera.
Israel tengah diseret ke Mahkamah Pidana Internasional oleh Afrika Selatan atas dugaan genosida. Adapun Poros Kejahatan yang dimaksudanya adalah kelompok poros perlawanan di Lebanon, Suriah, Irak, dan Yaman. Perang Hamas Israel saat ini menjadi perang paling berdarah di antara kedua pihak itu selama puluhan tahun.
Pada awal tahun ini kantor media Gaza mengatakan Israel telah menjatuhkan lebih dari 65.000 ton bom ke Gaza. Adapun data satelit menunjukkan 33 persen bangunan di Gaza telah dihancurkan. Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) memperkirakan 1,9 juta atau sekitar 85 persen Gaza kini telantar.