Direktur Keadaan Darurat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) PBB untuk Mediterania Wilayah Timur, Rick Brennan, mengatakan sepertiga rumah sakit di Jalur Gaza saat ini tidak berfungsi, di tengah beban medis yang sangat berat. Tak hanya rumah sakit, dua pertiga klinik di Jalur Gaza juga tak berfungsi. Pada Selasa kemarin, Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Gaza menyampaikan sistem layanan kesehatan di wilayah tersebut berada di ambang kehancuran.
Dikutip dari Time , Jubir Kemenkes Gaza menambahkan sistem layanan kesehatan telah "mencapai tahap terburuk dalam sejarahnya". "Kita berbicara tentang kehancuran total sistem kesehatan, yang tidak mampu menangani banyaknya korban luka yang tiba di rumah sakit, dengan terbatasnya kemampuan untuk merawat yang terluka." "Ditambah lagi dengan cepat habisnya bahan bakar, yang menyebabkan kehancuran, pemadaman listrik," ungkap Jubir Kemenkes Gaza.
"(Situasi ini) sudah dikonfirmasi oleh organisasi internasional yang mengetahui situasi kesehatan di Jalur Gaza," sambungnya. Jalur Priotitas! Terungkap Lulusan yang Paling Banyak Dicari di Seleksi CPNS dan PPPK 2024 Ada Tahap Apa Saja pada Seleksi CPNS dan PPPK tahun 2024 yang Akan Dimulai Minggu ke 3 Bulan Maret?
Kemenkes Gaza: Sistem Layanan Kesehatan di Gaza Capai Tahap Terburuk dalam Sejarah Seleksi CPNS PPPK 2024 Dibuka Maret, Kemenpan RB Siapkan Formasi Khusus Langsung Kerja di IKN Seleksi CPNS 2024 Dibuka Minggu Ketiga Maret, Simak Cara Cek Formasi CPNS 2024 dan Persyaratannya
Timnas Indonesia Lolos 16 Besar, Klasemen Piala Asia 2024 Terbaru Tutup Kans China dan Oman Halaman 4 Bahan bakar telah menjadi "komoditas paling vital" di Gaza. Meski demikian, sejauh ini bahan bakar belum disertakan dalam konvoi bantuan apapun, kata laporan PBB.
Tanpa bahan bakar "truk tidak dapat bergerak dan generator tidak dapat menghasilkan listrik untuk rumah sakit, toko roti, dan pabrik desalinasi air." Diketahui, 54 truk bantuan telah memasuki Gaza sejak Sabtu, setelah perundingan diplomatik mencapai kesepakatan. Truk truk itu membawa makanan, pasokan medis, dan barang barang bukan makanan.
Tapi, jumlah tersebut tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan warga Gaza yang berada dalam krisis. Sebelum konflik terjadi, kata PBB, setidaknya ada 100 truk bantuan memasuki Gaza setiap harinya, bersama dengan ratusan truk komersil lainnya. Sebelumnya, Rumah Sakit Indonesia di wilayah Beit Laha, Gaza utara, ditutup karena tidak dapat menjalankan fasilitas vital setelah listrik padam pada Senin.
Rekaman yang diverifikasi oleh AlJazeera , memperlihatkan Rumah Sakit Indonesia gelap. Video menunjukkan tim medis di rumah sakit menerima pasien yang dibawa oleh pekerja ambulans, sambil menggunakan senter portabel. Belakangan, dilaporkan listrik telah pulih, tapi tak jelas berapa lama listrik akan bertahan.
Di hari yang sama, Kemenkes Gaza mengatakan 32 pusat kesehatan tidak bisa digunakan setelah Israel memutus akses terhadap pasokan penting, termasuk bahan bakar. Hal ini terjadi saat Israel melakukan pengeboman yang telah menghancurkan seluruh lingkungan dan membawa kondisi kemanusiaan ke titik puncaknya. Karena itu, Kemenkes Haza meminta kebutuhan mendesak rumah sakit harus diprioritaskan dalam hal distribusi bantuan.
Kemenkes Gaza juga mendesak PBB dan Komite Internasional Palang Merah untuk mendorong pengiriman pasokan bahan bakar dan donor darah ke Gaza. Lebih dari 700 warga Palestina dalam serangan udara Israel di Gaza, menurut para pejabat setempat. Dikutip dari AlJazeera , jumlah korban tewas tersebut menjadi yang tertinggi dalam 24 jam sejak Israel mulai membombardir Gaza awal bulan ini.
Militer Israel mengatakan pada Selasa, mereka menyerang lebih dari 400 "target Hamas" dan membunuh puluhan pejuang Hamas dalam serangan tersebut. Mereka juga memperingatkan akan memerlukan waktu untuk mencapai tujuannya menghancukan Hamas. Kemenkes Gaza, yang dipimpin oleh Hamas, mengatakan setidaknya ada 5.791 warga Palestina, termasuk 2.360 anak anak, tewas akibat serangan Israel.
“Ribuan keluarga langsung mengungsi; hanya penuh puing dan puing di mana mana,” kata Youmna ElSayed dari AlJazeera , melaporkan dari Gaza. “Anda bisa mendengar suara drone dan jet Israel di langit. Semua orang mengatakan, semua orang merasa bahwa tidak ada lagi tempat yang aman di Jalur Gaza." Militer Israel mengatakan pihaknya membunuh tiga wakil komandan Hamas dalam serangan tersebut.
Para saksi mata dan pejabat kesehatan mengatakan banyak dari serangan udara tersebut menghantam bangunan tempat tinggal, beberapa di antaranya di Gaza selatan, tempat Israel meminta warga sipil untuk berlindung. Satu serangan semalam meratakan sebuah bangunan tempat tinggal empat lantai di kota selatan Khan Younis, menewaskan sedikitnya 32 orang dan melukai puluhan lainnya, kata korban yang selamat kepada kantor berita The Associated Press. Di Kota Gaza, sedikitnya 19 orang tewas ketika serangan udara menghantam rumah keluarga Bahloul, menurut korban selamat, yang mengatakan puluhan orang lainnya masih terkubur.
Para pekerja menarik setidaknya dua anak keluar dari gedung yang runtuh. Selain membombardir wilayah tersebut, Israel telah memutus akses terhadap makanan, air, obat obatan dan bahan bakar dalam “pengepungan total”. Lebih dari 40 pusat kesehatan telah menghentikan operasinya karena kekurangan pasokan dan kerusakan yang disebabkan oleh pemboman tersebut, kata Jubir Kemenkes Gaza.
Beberapa truk bantuan telah menyeberang dari Mesir ke Gaza sejak Minggu, namun PBB telah memperingatkan akan adanya “bencana kemanusiaan” jika pengiriman bantuan tidak ditingkatkan secara signifikan. Jeremey Laurence, juru bicara Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR), mengatakan, “Bantuan yang dilanjutkan dari Mesir pada akhir pekan hanyalah setetes air dari apa yang dibutuhkan.” Bahan bakar, yang tidak disalurkan karena perjanjian dengan Israel, sangat penting, kata Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA).
“Bahan bakar sangat mendesak karena tanpa bahan bakar truk tidak dapat bergerak,” kata juru bicara UNRWA Tamara Alrifai. “Tanpa bahan bakar, generator tidak dapat menghasilkan listrik untuk rumah sakit, toko roti, dan pabrik desalinasi air." Badan badan kemanusiaan PBB mengatakan pada hari Selasa, mereka “berlutut” memohon bantuan tanpa hambatan untuk memasuki Gaza.