Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mewanti wanti soal intervensi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan artifisial dapat mempengaruhi kualitas demokrasi. Sri Mulyani menyampaikan Indonesia sama halnya dengan negara negara Eropa dan Amerika Serikat, termasuk sebagai negara demokrasi. "Tapi demokrasi dengan adanya intervensi AI ini, saya sih berpikir kita harus hati hati terkait kualitas dan keberlanjutan dari demokrasi saat ini," ujar Mulyani saat acara Indonesia Europe Investment Summit 2023 di Jakarta, Kamis (30/11/2023).
Sebab, lanjut dia, AI mampu mengklasterisasi orang orang di sekitar melalui penggunaan teknologi. Pengguna internet, manusia akan 'dikelilingi' oleh konten konten sesuai minat. Sehingga menciptakan satu klaster. Sri Mulyani mencontohkan, jika seseorang suka dengan makanan hingga bacaan tertentu, akan masuk dalam suatu klaster. "Yang lain suka makanan ini, suka jenis traveling ini, jadi kamu masuk ke klaster ini. Jadi kita semua sudah secara sistematis sudah diatur oleh AI. Saya akan dikelompokan dengan orang orang yang sesuai dengan klaster saya," tutur Sri Mulyani.
Kunci Jawaban IPS Kelas 8 SMP Halaman 146: Apa Faktor Penyebab Bangsa Barat datang ke Indonesia? Berawal Terasa Kaku dan Bengkak di Jempol Kaki, Asam Urat Mulai Menyerang Anak Muda, Ini Penyebabnya Minum Air Jeruk Nipis 2 Kali Sehari untuk Menurunkan Asam Urat, Berikut Ini Penjelasan Ahli
Pantas Punya Rumah Senilai Rp 80 M? Ustaz Solmed Kuak Asal Kekayaannya, %27Penting Rekening Gue Penuh%27 Halaman all Asam Urat Langsung Turun Drastis dan Mencegah Stroke, Ini Sederet Manfaat Air Rebusan Seledri KUNCI JAWABAN Post Test Modul 3, Nilai Akhir Didapatkan dari Hasil Pengolahan Data Asesmen Sumatif
Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 10 Halaman 93 94 Kurikulum Merdeka: Membandingkan Isi Teks Halaman 3 Sri Mulyani berujar dengan klasterisasi ini diskusinya hanya berkutik pada klaster tertentu, sehingga bisa memunculkan persepsi perbedaan antara satu golongan. "Lalu diskusinya hanya bagi sebagian golongan tadi, Dan kita hanya merasa berbeda denga orang yang lainnya. Mungkin orang yang biasanya satu kamar ternyata ada dalam klaster yang berbeda," tutur Sri Mulyani.